BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Majas sering dianggap sebagai sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas
termasuk dalam gaya
bahasa. Dalam tulisan ini pengertian gaya
bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh orang
tertentu, untuk tujuan tertentu.
Sebenarnya, apakah fungsi penggunaan gaya bahasa? Pertama-tama, bila dilihat dari
fungsi bahasa, penggunaan gaya bahasa termasuk ke dalam fungsi puitik yaitu
menjadikan pesan lebih berbobot. Pemakaian gaya bahasa yang tepat
(sesuai dengan waktu dan penerima yang menjadisasaran) dapat menarik perhatian
penerima. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat, maka penggunaan gaya bahasa akan sia-sia
belaka, bahkan mengganggu pembaca. Misalnya apabila dalam novel remaja masa kini
terdapat banyak gaya
bahasa dari masa sebelum kemerdekaan, maka pesan tidak sampai dan novel
remaja itu tidak akan disukai pembacanya. Pemakaian gaya bahasa juga dapat menghidupkan apa
yang dikemukakan dalam teks, karena gaya
bahasa dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan singkat.
Pemakaian majas baik dalam pendidikan atau yang lainnya diharapkan
dapat membantu dalam tulisan. Apalagi bagi para pendidik, penulis. Baik novel
ataupun penulis puisi. Majas dapat dijadikan sebagai cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis dengan pilihan kata, frase, klausa, dan kalimatnya.
Berkenaan dengan hal tersebut bagi peningkatan profesionalisme dan
karier pendidik, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana para
pendidik untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan
tentang majas.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan majas?
2.Apa saja pengelompokan majas?
3.Apa saja macam-macam
di dalam kelompok-kelompok majas?
4.Bagaimana contoh-contoh kalimat majas?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini di susun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengertian Majas/Gaya Bahasa
2. Pengelompokan Majas/Gaya Bahasa
3. Macam-macam majas dalam pengelompokan-pengelompokan majas
4. Contoh-contoh kalimat majas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Majas/ Gaya
Bahasa
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas
adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa
ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan
makna yang sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan bahwa majas adalah
cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa
dan kepribadian penulis.
Unsur kebahasaan antara lain:
pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat.Menurut Goris
Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu:
kejujuran,sopan santun, dan menarik.
B. Jenis-Jenis Majas
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia
kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia/benda hidup.
Contoh : Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Depersonifikasi
Majas yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda alam, atau
benda lainnya.
Contoh: Hari, tokoh partai X tidak disukai karena ia sering menjadi
bunglon
c. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung.
Contoh :
- Raja siang telah pergi ke peraduannya.
- Dewi malam telah keluar dari balik
awan.
d. Simile
Perbandingan dua hal yang sengaja dianggap sama. Perbandingan itu secara
eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak,
laksana.
Contoh: Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
e. Alegori
Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh.
Perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup keluargamu sebab
lautan kehidupan ini penuh badai, topan yang ganas, batu karang, dan gelombang
yang setiap saat dapat menghancurkan. Oleh karena itu, nahkoda dan para awaknya
harus selalu seia sekata dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai bahagia
dengan selamat.
2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya,
atau sifatnya.
Contoh: Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku, namun tak
sedetik pun wajahnya hilang dari ingatanku.
b. Litotes
Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya
dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh: Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.
c. Antitesis
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan kata yang
berlawanan arti.
Contoh: Gadis yang secantik si Ida dipersunting oleh si Dedi
yang jelek itu.
d. Paradoks
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu solah-olah bertentangan,
padahal maksud sesungguhnya tidak.
Contoh: Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
e. Okupasi
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan. Namun
bantahan tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat
menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untung
banyak.
f. Kontradiksi Internimis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah
dikatakan sebelumnya.
Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut
jambore.
3. Majas Pertautan
a. Metonimia
Gaya bahasa yang menggunakan nama barang/merk dagang sebagai pengganti
barang itu sendiri.
Contoh: Kemarin ia memakai Xenia
b. Sinekdoke
Dapat dibedakan atas:
1. Pars Pro Toto
Majas sinekdoke yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud seluruhnya.
Contoh : Dia mempunyai lima ekor kuda.
2. Totem Pro Parte
Majas sinekdoke yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud
sebagian.
Contoh : Kaum wanita memperingati hari Kartini.
c. Eufinisme (ungkapan pelembut)
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh: Para tuna karya perlu perhatian yang serius dari
pemerintah
d. Alusi
Gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh: Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung
Selatan.
e. Elipsis
Gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah
satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh: Dia dan istrinya ke Jakarta minggu lalu.
f. Autonomasia
Majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang
berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinnya.
Contoh: Si pincang itu ternyata adalah seorang pengusaha kuliner.
4. Majas Perulangan
a. Repetisi
Merupakan
majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata
berkali-kali, yang biasanya digunakan dalam pidato.
Contoh:
Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai
pelindung rakyat, kita junjung dia sebagai pembebas kita.
b. Pararelisme
Majas
seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Pararelisme dibagi menjadi:
1. Anafora
Jika
kata yang diulang terletak di awal baris.
Contoh:
Kalaulah
diam malam yang kelam
Kalaulah
tenang sawang dan lapang
Kalaulah
lelap orang di lawang
2. Epifora
Jika
kata yang diulang terletak diakhir baris.
Contoh:
Kalau
kau mau, aku akan datang
Jika
kau kehendaki, aku akan datang
Bila
kau minta, aku akan datang
3. Simploke
Jika
kata yang diulang terletak di awal dan akhir baris.
Contoh
:
Kau
bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku
Kau
bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku
4. Mesodiplosis
Jika
kata yang diulang terletak di tengah baris.
Contoh:
Pendidik
harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para
dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
5. Epanalepsis
Jika
kata pertama diulang pada akhir.
Contoh
: Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
c. Kiasmus
Gaya
bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau
pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh:
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya.
d. Aliterasi
Sejenis
majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang permulaannya
sama bunyinya.
Contoh:
- Dara damba
daku
-
Datang dari danau
e. Antanaklasis
Majas
yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Saya selalu membawa buah tangan kepada buah hati saya.
5. Majas
Sindiran
a. Ironi
Majas
yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir.
Contoh:
- O... kamu
baru bangun, baru pukul sepuluh pagi.
- Bersihnya
kamar ini, puntung rokok dimana-mana.
b. Sinisme
Majas
sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan majas ironi.
Contoh:
Dengan sifatmu yang malas berusaha semoga kamu mendapatkan pekerjaan yang
bagus.
c. Sarkasme
Majas
sindiran yang paling kasar dibandingkan majas ironi dan sinisme.
Contoh:
Otakmu itu memang sudah bukan otak manusia lagi. Otakmu itu sudah menjadi otak
udang.
6. Majas
Penegasan
a. Pleonasme
Majas
yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena
arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh:
Salju sudah mulai turun ke bawah.
b. Klimaks
Majas
yang menyatakan beberapa hal berturt-turut dengan menggunakan urutan kata-kata
yang semakin lama semakin memuncak pengertiannya.
Contoh:
Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua memenuhi
arena pasar malam itu.
c. Antiklimaks
Majas
penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut
dengan menggunakan urutan kata-kata yang semakin lama semakin menurun
pengertiannya.
Contoh:
Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.
d. Retoris
Majas
penegasan dengan menggunakan kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui.
Contoh:
Mana mungkin orang mati hidup kembali?
BAB III
KESIMPULAN
Majas adalah
cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas untuk memperoleh
efek-efek tertentu. Majas dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Majas
perbandingan yang terdiri dari personifikasi, depersonifikasi, metafora,
simile, alegori.
- Majas
pertentangan yang terdiri dari hiperbola,litotes, antitesis, paradoks, okupasi,
kontradiksi internimis
- Majas
pertautan yang terdiri dari metonimia, sinekdoke, eufinisme, alusi,
elipsis, autonomasia; majas perulangan yang terdiri dari repetisi,
pararelisme, kiasmus, aliterasi, antanaklasis; majas sindiran yang terdiri
dari ironi, sinisme, sarkasme.
- Majas
penegasan yang terdiri dari pleonasme, klimaks, antiklimaks, retoris.
DAFTAR PUSTAKA
Gorys,
Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Primagama,
Tentor. 2007. Panduan Belajar Kelas IX SMP. Yogyakarta:Primagama.
Tarigan, Henry
Guntur. Pengajaran Kosakata. 1989. Bandung:Angkasa Bandung.
Gorys, Diksi dan Gaya
Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.